11 Mar 2019

Gus Huda Sukses Rangkul Berandalan Lewat Gerakan Jibril

Bagaimana Kisah #suksesmu

Setiap manusia memiliki kesempatan yang sama untuk menggapai jalan kebenaran dan jalan kehidupan. Prinsip hidup itu yang dipegang teguh oleh Miftahul Huda Sulaiman. Makanya, saat dirinya mendapat kesempatan memiliki dan mengelola pondok pesantren, dia membuka diri untuk siapa saja menjadi santri. Termasuk dari golongan berandalan dan preman sekalipun.

Jalan hidup pria yang akrab disapa Gus Huda itu memang berliku. Setelah menyelesaikan pendidikan di Pondok Pesantren Al Hikmah Kajen, Pondok Pesantren Matholi’ul Falah Kajen, dan Al Umariyah Tuban. Gus Huda berkelana dari satu tempat ke tempat lain. Dia hidup berbaur dengan masyarakat berbagai golongan dan latar belakang.

Pada tahun 2003, Gus Huda membuka pondok pesantren bernama Al Sulaimaniyah di Gunung Lawu. Dari hanya segelintir santri, Gus Huda terus melakukan dakwah sembari merangkul mereka dengan terjun langsung ke tengah masyarakat. Hasilnya santri mulai banyak yang menimba ilmu.

Namun di tahun 2010, sang mertua meminta agar Gus Huda membuka pondok juga di Pati. Sejak saat itu dia memutuskan berdomisili di sana. Di Pati, ayah dua anak itu juga memberlakukan hal yang sama. Dia membuka pintu pondok selebar-lebarnya bagi siapapun untuk menimba ilmu.

Bahkan, di sela-sela kegiatannya, pria yang lahir di Tuban 7 Februari 1978 itu juga menggagas gerakan Jibril atau Jiwa Berandalan Ingat Ilahi. Yang dia rangkul adalah preman, kaum abangan, hingga orang-orang yang dipandang sebelah mata oleh masyarakat. 

”Karena kita itu kan tidak tahu pada akhirnya nanti kita akan jadi orang yang baik atau buruk menurut Allah. Mereka juga makhluk ciptaan Allah. Saya berharap dengan mengajak mereka mengaji, walaupun sekarang dalam keadaan gelap, nantinya akan diakhiri dengan sesuatu yang indah,” jelas pria yang termasuk tokoh dalam program Retrospection of Success yang diinisiasi Wismilak Diplomat.

Kegiatan rutin dari komunitas Jibril itu tadi adalah pengajian. Dalam setiap perhelatannya, yang ikut meramaikan bisa ribuan orang. Selain di Pati, kegiatan pengajian rutin itu juga diselenggarakan di berbagai kota lainnya. ”Sebab komunitas ini sudah banyak berdiri di masing-masing kota,” jelasnya.

Ketika ditanya apa arti kesuksesan menurutnya, Gus Huda menjawab ketika amanah usia mampu dimanfaatkan untuk menyebarkan manfaat seluas-luasnya.

Keikhlasan dalam kehidupan bermasyarakat telah mengantarkan Gus Huda menuju kesuksesan. Lantas bagaimana kisah #suksesmu?

Ada pertanyaan? Chat di sini!