04 Mar 2019

Lewat Mafia Sholawat, Gus Ali Sukses Gugah Preman jadi Santri

Bagaimana Kisah #suksesmu?

Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutanlah yang akan menjadikan kita sulit. Sepenggal kalimat di atas menjadi pegangan bagi Muhammad Ali Shodiqin mengarungi bahtera kehidupan. Pria yang akrab disapa Gus Ali itu mengatakan, ketakutan adalah musuh terbesar manusia. Padahal, selama seseorang benar, tidak perlu ada yang ditakuti. ”Kecuali tentu takut kepada Allah,” katanya.

Selain menjaga ketaatan kepada Tuhan, kunci agar sukses melewati tantangan hidup adalah dengan tetap berlaku sopan serta patuh pada kedua orang tua. ”Itu saja kuncinya,” kata Dai kondang berambut gondrong itu.

Gus Ali lahir dari keluarga sederhana di Purwodadi, Grobogan. Berbekal ilmu agama yang tinggi, alumnus IAIN Wali Songo Semarang itu membuka Pondok Pesantren Roudlotun Ni’mah di Semarang pada 1995.

Menariknya, banyak santri Gus Ali yang berasa dari kalangan “tidak biasa”, yakni mantan preman, pecandu, pembunuh, hingga mantan PSK. Namun semuanya beliau terima untuk dididik mendapatkan pemahaman agama yang benar. ”Karena berdakwah itu ya seperti itu. Membenahi yang belum benar,” katanya.

Untuk bisa mondok di tempatnya para santri tidak dipungut biaya alias gratis. ”Karena mayoritas mereka berasal dari keluarga tidak mampu. Jadi saya tidak mau memberatkan mereka dengan biaya pendidikan. Yang penting mereka mau belajar dan mengaji, ya ayo,” jelas dia.

Selain aktif mengajar dan berdakwah, Gus Ali yang termasuk tokoh dalam program Retrospection of Success yang diinisiasi Wismilak Diplomat itu juga menggagas komunitas Mafia Sholawat yang menurut klaim Gus Ali anggotanya mencapai jutaan di seantero Indonesia bahkan tersebar sampai Hongkong, Taiwan, Korea Selatan, Cina, Malaysia, Singapura dan lain-lain. Mafia Sholawat juga memiliki yel-yel khusus, yaitu salam 3 jari sebagai simbol “Imam,Islam, Ihsan”

Nama mafia sekilas mungkin terdengar aneh bagi orang awam. Padahal mafia itu adalah singkatan dari Manunggaling Fikiran lan Ati ing Ndalem Sholawat. Terjemahan bebasnya adalah menyatukan pikiran dan hati dalam bersholawat. ”Harapannya agar jamaah suka sholawat dan mau bersholawat dengan istiqomah serta kesadaran sendiri,” ujar Kyai yang lahir pada 22 September 1973. 

Arti kesuksesan menurut Gus Ali adalah ketika seseorang mampu menebarkan manfaat kepada orang lain, lingkungan dan semua makhluk ciptaan Allah di muka bumi. Sholawat adalah kunci kehidupan sehingga masalah apapun bisa terangkat.

Dengan semangat tinggi dan terus menjadi persahabatan kepada siapapun, Gus Ali meraih kesuksesan. Lantas bagaimana kisah #suksesmu?

Ada pertanyaan? Chat di sini!