04 Mar 2019

Timor Moringa jadi Jalan Sukses Meybi Raih Mimpi

Bagaimana Kisah #suksesmu

Mengabdikan diri pada tempat kelahiran bisa dilakukan melalui beragam cara. Salah satunya memanfaatkan potensi yang ada di daerah untuk memberikan nilai tambah. Paling tidak sebagai sarana mempertegas identitas. Hal itu yang dilakoni Meybi Agnesya Lomanledo.
 
Melihat banyaknya daun kelor yang tumbuh subur di NTT, Meybi memiliki gagasan menarik. Yakni, membuat daun kelor sebagai identitas sekaligus oleh-oleh khas NTT. Karena selama ini, daun itu hanya dimanfaatkan sebagai sayur saja. Padahal kandungan gizinya sangat tinggi. 

Untuk mendapatkan data yang valid tentang kandungan gizi dan cara memanfaatkan daun kelor, dara kelahiran Kupang 24 Desember 1992 itu melakukan studi ke Kampung Konservasi Kelor di Blora, Jawa Tengah. ”Dari situ saya banyak mendapatkan ilmu bahwa kelor bisa digunakan untuk makanan dan kosmetik,” jelasnya.

Setelah melalui pertimbangan matang, Meybi akhirnya mantap membuat makanan berbahan dasar kelor. Kali ini dia kolaborasikan dengan cokelat. Tak disangka sambutan masyarakat cukup baik terhadap produk yang dia beri nama Timor Moringa. 

Kini usaha gadis 27 tahun itu berbuah manis. Omzet perbulan mencapai Rp 20 juta – Rp 30 juta. Varian cokelat yang dia miliki pun semakin beragam. ”Sekarang saya juga melengkapi dengan memproduksi teh kelor,” jelas dia.

Meybi merupakan salah satu finalis Diplomat Success Challenge (DSC) 2018 yang diinisiasi Wismilak Foundation. DSC merupakan program kompetisi kewirausahaan yang memberikan kesempatan kepada kaum muda Indonesia yang berani berwirausaha sembari memberi dampak positif bagi lingkungan sekitar. Tak tanggung-tanggung total hibah modal usaha yang disiapkan Diplomat Success Challenge 2018 bagi para pemenang adalah sebesar Rp 2 miliar.

Bahkan, tidak hanya menyediakan modal usaha saja, kompetisi yang konsisten berjalan rutin setiap tahun sejak 2010 itu juga memberikan mentoring dan networking bagi para finalisnya.

Meybi mengatakan jika nantinya mendapatkan dana hibah, akan digunakan untuk pengadaan bahan baku dan packing. ”Karena pelajaran yang saya dapatkan dari mentor di DSC adalah seenak apapun barang produksi kita tapi kalau packing tidak menarik, ya tidak akan dibeli orang,” katanya.

Hal yang paling membanggakan bagi dia saat ikut DSC adalah kesempatan bertemu dan belajar bisnis langsung pada para pakar. 

Perjalanan Meybi dan para finalis DSC 2018 lainnya dapat diikuti setiap hari Minggu pukul 22.00 WIB di TVOne dan TVRI.

Terus semangat mengejar mimpi, karena di sana terbuka pintu kesuksesan. Bagaimana kisah #suksesmu?

Ada pertanyaan? Chat di sini!