26 Mar 2019

Ketika Kreativitas Bertemu Kesempatan di Diplomat Success Challenge

Bagaimana Kisah #suksesmu

Jalan panjang Diplomat Success Challenge (DSC) ke 9 tahun 2018 akhirnya mencapai babak final. Sembilan finalis beradu menjadi yang terbaik dalam satu-satunya kompetisi wirausaha yang rutin dilaksanakan setiap tahun sejak 2010.

Mereka berasal dari beragam ide bisnis, seperti kuliner, agro industri, industri kreatif, dan teknologi digital. Nama-nama para finalis DSC 2018 adalah Ryan Adham Saputra Angkawijaya, Donatus Dayu Pratama, Triana Rahmawati, Alvon Yulius Harianto, AA Ayu Sri Utami Linggih, Rangga Warsita Aji, Bayu Mahendra Saubig, Imam Buhari Muslim, dan Meybi Agnesya Lomanledo.

Tahun ini para finalis mendapat tantangan dari dewan komisioner berupa market challenge. Kegiatan itu berisi simulasi dari sebagian aktivitas saat menjalankan proses bisnis. Para finalis akan diberi tugas yang harus diselesaikan bersama dalam kelompok. Diharapkan, kegiatan itu mampu menunjukkan karakter dan keahlian peserta.

Yang menjadi juri dalam ajang yang tahun ini mengambil tema #suksesmu itu adalah Surjanto Yasaputera selaku Ketua Dewan Komisioner DSC 2018, dibantu oleh Dewan Komisioner lain Helmy Yahya dan Antarina S.F Amir.

”Market challenge akan menguji finalis terhadap aspek strategi dan operasional bisnis (paham), solusi teknis dan inovasi (piawai), dan kepribadian sebagai pengusaha tangguh (persona),” kata Surjanto.

Beberapa ide bisnis produk unggulan ditawarkan oleh para finalis dalam DSC 2018. Seperti jajanan jadul Snazzy Boom, platform aplikasi Tumbasin, pupuk cair mikroalga, hingga produk manufaktur custom in ear monitor (CIEM) Avara yang mampu bersaing dengan produk serupa dari Amerika dan Eropa.

Hingga penyelenggaraan ke 9 tahun ini, produk yang dihasilkan alumni DSC yang tergabung dalam Diplomat Entrepreneur Network memang membanggakan dan mampu mewakili Indonesia di dunia internasional. Selain Avara earphone ada juga Seruni microphone yang telah masuk pasar Jerman, Australia, dan Amerika.

Jangan juga lupakan produk drone karya Irendra Radjawali (pemenang DSC 2015) yang bahkan telah memenuhi undangan dari Bill Gates, kemudian ada juga bisnis batik aromatherapy milik Warisatul Hasanah (finalis DSC 2015) yang telah diundang ke event Creative Woman of the World yang dihadiri oleh Presiden AS saat itu Barack Obama.

Menurut Helmy Yahya, DSC ahli dalam memilih calon wirausahawan dengan karakter yang kuat. Tak hanya itu, konsep kompetisi yang profesional juga telah mampu menarik perhatian kaum milenial dan centennial. Itu terlihat dari banyaknya pelajar yang ikut serta mendaftarkan proposal.

Hal senada dikatakan dewan komisioner lain yang juga Direktur Pengelola HighScope Indonesia Antarina S.F Amir. ”Melalui konsep 3P (paham, piawai, dan persona) DSC akan melahirkan wirausahawan muda yang berkarakter. Mereka akan mampu lead to inspire daripada lead to provide or give,” ujarnya.

Dibanding penyelenggaraan sebelumnya, jumlah kepesertaan DSC 2018 memecahkan rekor. Itu terlihat dari masuknya 7.998 proposal. Program DSC akan mempertemukan orang-orang kreatif dengan kesempatan.

Ryan Adham dengan proposal Snazzy Boom akhirnya terpilih menjadi pemenang utama dengan predikat The Most Valuable Challenger DSC 2018. Ryan berhasil menjadi juara karena dianggap menguasai konsep 3P.

Dari pengamatan dan penilaian yang dilakukan mentor DSC, Ganesha Entrepreneur Corporation (GEC) sejak audisi hingga grand final, Ryan dianggap “Paham” atas produk bisnisnya. Ada latar belakang yang menarik sebagai story telling saat memilih produk arummanis.

Ryan juga dinilai “Piawai” dalam menjalankan bisnis. Dia mampu mengubah produk jadul menjadi berkarakter kekinian untuk menarik pembeli kalangan muda. Serta kalangan senior dengan alasan nostalgia.

Terakhir, dari sisi kepribadian atau “Persona”, Ryan sangat mampu beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Dia menguasai creative thinking skills saat menjadi ketua tim di tahap Market Challenge.

Sebagai ajang kompetisi wirausaha yang paling berbeda, DSC 2018 memberikan hibah kepada sembilan wirausahawan muda dengan total nilai sebesar Rp 2 miliar. Rinciannya 7 finalis mendapatkan modal usaha. Sedangkan, dua lainnya yakni Triana Rahmawati mendapatkan penghargaan Socialpreneur, dan Donatus Dayu Pratama dengan Kedai Kopi Keliling “Koling” miliknya berhasil memperoleh penghargaan Potential Business

Tak cukup sampai di situ, kompetisi sarat manfaat itu juga memberikan mentoring dan networking bagi para finalis.

Selain Ryan, satu nama yang juga meraih prestasi dalam ajang itu adalah Alvon Yulius Harianto yang memproduksi Avara Custom Indonesia. Alvon berhasil menjadi satu-satunya produsen custom in ear monitor di negeri ini. Earphone yang dicetak 100 persen sesuai dengan bentuk telinga pemiliknya. Arek Suroboyo itu mendapat 100 persen hibah modal usaha dari pengajuan proposalnya.

Penyelenggaraan DSC merupakan concern dari Wismilak Foundation untuk menumbuhkan wirausahawan muda berprestasi di negeri ini. Sebab, angka entrepreneur di Indonesia masih rendah. Padahal, untuk menjadi negara yang maju, harus banyak kalangan wirausahanya.

DSC sudah banyak diakui sebagai satu-satunya kompetisi wirausaha yang memberi manfaat nyata dan terus konsisten dilakukan. Tak heran beberapa penghargaan pernah didapatkan. Di antaranya Indonesian PR of the year 2016 : The Best Creative Public Relation Program dari MIX Media dan The PR Campaign Of The Year dari Marketeers Editor’s Choice.

Kesuksesan selalu menemui cara untuk menyapa pemiliknya selama ada niat untuk maju dan kerja keras untuk mewujudkannya. Ayo raih sukses bersama DSC. Temukan perjalanan dan inspirasi sukses melalui diplomatsukses.com atau follow akun Instagram @diplomatsukses. Siapa tahu, tahun depan, kisah sukses Anda yang menginspirasi di DSC.

Ada pertanyaan? Chat di sini!